ALien sereniTY

Kamis, 16 November 2017

REsahnya Payung Teduh hingga Lantunan Icelandic Sigur Ros

airmagz.com


Akhir-akhir ini aku lebih senang mendengarkan radio. Itu lebih membuatku seperti aku tidak sendirian. Waktu-waktu sebelumnya, aku sering mendengarkan satu lagu dengan berulang-ulang. Mungkin dalam beberapa waktu kedepan kebiasaanku akan mulai lagi, saat aku mendengarkan sebuah lagu yang menarik. Ini mungkin suatu kebiasaan yang bukan hanya aku miliki, aku yakin orang lain pun demikian. Dengan alasan yang berbeda.

Alasanku memutar lagu yang sama sampai tiga puluh kali mendengarkan ialah pertama, aku akan focus pada suara music yang dilantunkan. Kemudian focus pada bagian lirik. Lalu aku akan mencoba focus pada salah satu instrument yang dilantunkan, entah itu petikan atau rhytme gitar atau lantunan melodi dari piano yang dapat kubedakan.

Dalam waktu dekat dari hari ini kebelakang ada sebuah kabar tentang undur dirinya sang vokalis payung teduh, Mas Is. Mungkin beliau sudah mendapati bahwa pujaan hatinya sudah tidak cantik? atau mendapati bintang yang terang tidak hanya sedikit?

Aku bukan penikmat payung teduh lagi setelah lagu nya yang booming yakni Akad rilis. Aku berhenti dalam tiga lagu diawal yakni ‘Untuk perempuan yang sedang didalam pelukan, Angin pujaan hujan, dan Resah’. Meski sampai saat ini aku tidak hapal keseluruhan lirik dari mereka karena keterbatasanku dalam mengingat.

Ahh, Mas Is kenapa hengkang? Kupikir. Aku belum sempat melihat penampilan kalian dibawah teduh nya hujan dan tatapan, bukannya dilingkup terik matahari dan teriakan. Padahal resahku ingin berdua dengan nya belum usai, karena masih banyak pertimbangan. Bukan haya tentang cinta, tapi tentang masa depan.

[Aku ingin menuliskannya disini tentang ia, tapi kupikir jika teman-temanku tak sengaja membaca ini mereka akan berpikir pada satu sosok yaitu Manggala yang kutegaskan sekarang, aku benar-benar sudah mengakhiri perasaanku untuknya setelah ia terlebih dahulu mengakhirinya untukku. Meskipun ketiga lagu dari Mas Is ini, dulu pernah ku tujukan untuknya].

Aku memang tidak tau music yang bagus seperti apa, yang jelas jika ada perasaan ataupun ingatan yang muncul ketika aku mendengarkannya lalu aku me-repeat lagu tersebut itu berarti aku menyukainya.

Oh iya, bukan tentang payung teduh. Ada satu lagu yang dapat membuat aku sedih sampai menangis atau bahkan senang. Lantunan instrument dari Islandia dengan suara Jonsi. ‘Hey Satan’ dari Sigur Ros. Setelah aku lebih dulu menikmati ‘Hoppipola’ nya. Ahh tapi aku menyayangkan, aku tau band ini dari Gala. Tapi sampai aku bosan, aku akan tetap mendengarkannya.

Jika kau pernah mendengarkan Bjork yang sama dari Islandia pula ini berbeda. Sigur ros tidak berada dalam lirik Bahasa Inggris. Mereka lebih banyak melantunkan Bahasa Islandia, bahkan Bahasa Von yang Jonsi sendiri buat. Ini tidak akan mudah ku jelaskan jika kau benar-benar tidak tau yang dapat menyebabkan ini membosankan. Maka, jika kau benar-benar ingin music yang berbeda dengan balutan instrument yang jarang kau dengarkan, ayo! dengarkan ‘Hoppippola’. Disana kau akan mendapatkan ingatan tentang masa kecilmu, namun aku tidak bertanggung jawab ketika kau akan merasakan sedih. Setelah itu kau bisa memilih sendiri lagu lainnya di youtube seperti ‘Hey Satan, Ara Batur, Agaestis Byrjun, Illgresi, Von, Valtari’ dan lainnya.

Kenapa ini terlihat seperti review sebuah band? Baiklah aku akan mengakhirinya.

Mungkin suatu saat Mas Is dapat kembali dengan lantunan payung teduhnya dibawah teduhnya hujan dengan hiasan tatapan dan senyuman yang dapat kurasakan atau suatu saat nanti sigur ros akan mengadakan konser lagi di Jakarta. Sementara aku akan mulai menemukan sosok yang dapat membiarkan aku menikmati music dengan genre tidak seperti biasanya, atau bahkan sosok yang dapat menemaniku menikmati music dengan genre ini. Membawa semua kenangan yang pernah ku tinggalkan bersama lagu-lagu ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar