![]() |
airmagz.com |
Akhir-akhir ini aku lebih senang mendengarkan radio. Itu lebih membuatku seperti aku tidak sendirian. Waktu-waktu sebelumnya, aku sering mendengarkan satu lagu dengan berulang-ulang. Mungkin dalam beberapa waktu kedepan kebiasaanku akan mulai lagi, saat aku mendengarkan sebuah lagu yang menarik. Ini mungkin suatu kebiasaan yang bukan hanya aku miliki, aku yakin orang lain pun demikian. Dengan alasan yang berbeda.
Alasanku
memutar lagu yang sama sampai tiga puluh kali mendengarkan ialah pertama, aku
akan focus pada suara music yang dilantunkan. Kemudian focus pada bagian lirik.
Lalu aku akan mencoba focus pada salah satu instrument yang dilantunkan, entah
itu petikan atau rhytme gitar atau lantunan melodi dari piano yang dapat
kubedakan.
Dalam waktu
dekat dari hari ini kebelakang ada sebuah kabar tentang undur dirinya sang
vokalis payung teduh, Mas Is. Mungkin beliau sudah mendapati bahwa pujaan hatinya sudah tidak cantik? atau mendapati bintang yang terang tidak hanya sedikit?
Aku bukan
penikmat payung teduh lagi setelah lagu nya yang booming yakni Akad rilis. Aku berhenti dalam tiga lagu diawal yakni
‘Untuk perempuan yang sedang didalam pelukan, Angin pujaan hujan, dan Resah’.
Meski sampai saat ini aku tidak hapal keseluruhan lirik dari mereka karena
keterbatasanku dalam mengingat.
Ahh, Mas Is
kenapa hengkang? Kupikir. Aku belum sempat melihat penampilan kalian dibawah
teduh nya hujan dan tatapan, bukannya dilingkup terik matahari dan teriakan.
Padahal resahku ingin berdua dengan nya belum usai, karena masih banyak
pertimbangan. Bukan haya tentang cinta, tapi tentang masa depan.
[Aku ingin
menuliskannya disini tentang ia, tapi kupikir jika teman-temanku tak sengaja
membaca ini mereka akan berpikir pada satu sosok yaitu Manggala yang kutegaskan
sekarang, aku benar-benar sudah mengakhiri perasaanku untuknya setelah ia
terlebih dahulu mengakhirinya untukku. Meskipun ketiga lagu dari Mas Is ini,
dulu pernah ku tujukan untuknya].
Aku memang
tidak tau music yang bagus seperti apa, yang jelas jika ada perasaan ataupun
ingatan yang muncul ketika aku mendengarkannya lalu aku me-repeat lagu tersebut
itu berarti aku menyukainya.
Oh iya,
bukan tentang payung teduh. Ada satu lagu yang dapat membuat aku sedih sampai menangis
atau bahkan senang. Lantunan instrument dari Islandia dengan suara Jonsi. ‘Hey Satan’ dari Sigur Ros. Setelah
aku lebih dulu menikmati ‘Hoppipola’ nya. Ahh tapi aku menyayangkan, aku tau
band ini dari Gala. Tapi sampai aku bosan, aku akan tetap mendengarkannya.
Jika kau
pernah mendengarkan Bjork yang sama dari Islandia
pula ini berbeda. Sigur ros tidak berada dalam lirik Bahasa Inggris. Mereka
lebih banyak melantunkan Bahasa Islandia, bahkan Bahasa Von yang Jonsi sendiri
buat. Ini tidak akan mudah ku jelaskan jika kau benar-benar tidak tau yang
dapat menyebabkan ini membosankan. Maka, jika kau benar-benar ingin music yang
berbeda dengan balutan instrument yang jarang kau dengarkan, ayo! dengarkan ‘Hoppippola’. Disana kau akan mendapatkan ingatan tentang masa kecilmu, namun aku tidak
bertanggung jawab ketika kau akan merasakan sedih. Setelah itu kau bisa memilih
sendiri lagu lainnya di youtube seperti ‘Hey Satan, Ara Batur, Agaestis Byrjun,
Illgresi, Von, Valtari’ dan lainnya.
Kenapa ini
terlihat seperti review sebuah band? Baiklah aku akan mengakhirinya.
Mungkin
suatu saat Mas Is dapat kembali dengan lantunan payung teduhnya dibawah
teduhnya hujan dengan hiasan tatapan dan senyuman yang dapat kurasakan atau
suatu saat nanti sigur ros akan mengadakan konser lagi di Jakarta. Sementara
aku akan mulai menemukan sosok yang dapat membiarkan aku menikmati music dengan
genre tidak seperti biasanya, atau bahkan sosok yang dapat menemaniku menikmati
music dengan genre ini. Membawa semua kenangan yang pernah ku tinggalkan
bersama lagu-lagu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar