Waktu tidak akan bisa
menjawab, berapa banyak ilmu yang ia berikan
Bukan seorang petualang
tidak masalah
Bukan seorang
cendekiawan pun tidak masalah
Tidak akan pernah habis
cerita untuk ia katakan
Tidur dan terbangun lebih
awal dariku dengan tugas lebih berat
Sering menyeringai
memberitahuku bahwa aku mengerjakan sesuatu yang salah
Sering dan bahkan
mendekati selalu aku abaikan
Namun ia tetap
tersenyum ketika aku pulang hanya untuk makan
Dulu, ia selalu
memegang kedua tanganku untuk menyeberang
Selalu mengarahkan
tanganku untuk menengadah saat bercakap dengan Tuhan
Mengajarkanku alif, ba,
ta hingga zuz ‘ama
A,B,C,D sampai tulisan
bersambung
Sekarang, ia tidak
lebih tinggi pendidikannya dariku
Tidak lebih banyak tahu
tentang teknologi daripada aku
Tidak lebih mengerti
tentang hukum-hukum fisika
Tidak lebih pandai
menghitung matematika
Teruntuk ia yang selalu
aku rindukan dengan imbalan
Kulitmu yang semakin
keriput karena menimbang beratnya aku hidup
Aku hanya ingin hidup
terus bersamamu dan terhenti di usia ini
Untuk mencintaimu, ibu
Tanpa harus aku
bahagiakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar